Sabtu, 10 Mei 2014

Lima Alasan Remaja AS Tak Menenggak Alkohol

Lima Alasan Remaja AS Tak Menenggak Alkohol

TEMPO.CO, New York - Tiga perempat anak sekolah menengah atas di Amerika mengaku tidak mengkonsumsi alkohol. Lima alasan utama mereka adalah ilegal, merusak kesehatan, bisa mempengaruhi prestasi di sekolah, orang tua tidak setuju, dan mereka tidak ingin seperti orang lain yang menjadi peminum. Demikian seperti diungkapkan dalam sebuah survei terbaru yang dilakukan terhadap 695 sekolah menengah atas di Amerika.

Pubertas Dini Membuat Remaja Putri Lebih Nakal?

Pubertas Dini Membuat Remaja Putri Lebih Nakal? 
TEMPO.CO, Birmingham - Remaja putri yang mengalami pubertas dini kemungkinan lebih cenderung untuk menjadi pembolos di sekolah atau suka berkelahi, dibandingkan teman sebayanya. Demikian diungkapkan sebuah penelitian terbaru.

Di Jepang Juga Ada Fenomena 'Cabe-cabean'

Di Jepang Juga Ada Fenomena 'Cabe-cabean' 


TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena cabe-cabean sedang melanda remaja di Jakarta. Cabe-cabean adalah kelompok ABG yang tergabung dalam geng balap motor liar yang terdiri dari remaja laki-laki dan perempuan. Ternyata, fenomena ini sudah ada sejak dulu di Jepang. Negeri Sakura itu menyebutnya sebagai Yankii atau Yankee dan masuk ke dalam kebudayaan dan sejarah Jepang.

Psikolog: Remaja Cabe-cabean Perilaku Alami

Psikolog: Remaja Cabe-cabean Perilaku Alami 


TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini dunia sosial media diramaikan dengan istilah cabe-cabean. Sebutan ini melejit setelah penyanyi dangdut, Imey Mey, membawakan lagu berjudul Cabe-cabean. Lagu diadaptasi dari fenomena kelakuan remaja yang tergabung dalam kelompok balapan motor liar. Pemenang balapan bisa mengencani gadis sesuai keinginannya. Perempuan itulah yang dipredikati sebagai cabe-cabean, remaja putri yang melakukan kenakalan demi mendapat perhatian.

Pernikahan Dini Rawan Lahirkan Anak Kerdil

Pernikahan Dini Rawan Lahirkan Anak Kerdil 

TEMPO.CO, Kendari  - Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Julianto Witjaksono mengatakan, pernikahan usia dini lebih berpotensi menyebabkan bencana ketimbang kebahagiaan. Salah satu dampak pernikahan dini adalah rawan melahirkan anak kerdil atau anak stunting.

Sampai Kapan Fenomena Cabe-cabean Bertahan?

Sampai Kapan Fenomena Cabe-cabean Bertahan?
TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena cabe-cabean semakin menjamur saat ini. Namun, sebenarnya ini bukanlah kali pertama remaja menjadi pelaku kenakalan. Psikolog Tika Bisono menilai fenomena seperti ini akan terus ada selama remaja ada.

"Selama pelakunya (remaja) masih ada, fenomena semacam ini akan terus ada. Masih mungkin muncul modus atau tren lain yang menghampiri dunia remaja. Bahkan, mungkin saja lebih parah dan dengan sebutan-sebutan lain," kata Tika.

Soal Cabe-cabean, Orang Tua Harus Melakukan Ini

Soal Cabe-cabean, Orang Tua Harus Melakukan Ini 

TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena 'cabe-cabean', atau remaja yang berani nakal, mungkin merupakan teguran bagi semua kalangan masyarakat. Masalahnya, tren negatif ini sangat mudah menyebar. Psikolog Tika Bisono menilai peran orang tua dan sekolah sangat berpengaruh untuk menyelesaikan permasalahan ini.

"Tindakan orang tua kurang tepat jika hanya melarang, tapi tak tahu apa sebenarnya yang dilakukan anaknya. Orang tua tak boleh sok tahu. Jika si anak sudah telanjur masuk ke dalam dunia 'cabe-cabean' ini, salah satu cara untuk menyelamatkannya adalah dengan masuk ke dalam dunia mereka. Barulah orang tua bisa menilai sendiri apa yang harus dikhawatirkan," kata Tika kepada Tempo, Selasa, 7 Januari 2014.

Manfaat Mentimun Untuk Kesehatan

 


Info Kesehatan - Mentimun, makanan super yang ampuh meredakan kolesterol. Bukan cuma itu, mentimun juga mengandung berbagai manfaat kesehatan lainnya yang tak kalah penting bagi tubuh. Apa saja? Simak selengkapnya seperti yang dilansir dari Care2 berikut ini.