TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena cabe-cabean
semakin menjamur saat ini. Namun, sebenarnya ini bukanlah kali pertama
remaja menjadi pelaku kenakalan. Psikolog Tika Bisono menilai fenomena
seperti ini akan terus ada selama remaja ada.
"Selama pelakunya (remaja) masih ada, fenomena semacam ini akan terus ada. Masih mungkin muncul modus atau tren lain yang menghampiri dunia remaja. Bahkan, mungkin saja lebih parah dan dengan sebutan-sebutan lain," kata Tika.
Selain itu, Tika menganggap adanya fenomena ini membuktikan bahwa nilai moral sudah mulai menurun. "Kalau sesuatu yang buruk menjadi lazim seperti ini, bahkan jadi candaan, sebenarnya sistem nilai masyarakat semakin merosot. Akibatnya fenomena ini akan terus ada dan dianggap biasa," kata Tika.
Tika menjelaskan, hal-hal negatif yang kuat akan jadi stimulus bagi perkembangan remaja. Hal ini juga bisa berkembang dengan pesat jika tak ada pencegahan atau perhatian dari orang tua, pihak sekolah, atau masyarakat yang seharusnya peduli pada masalah remaja seperti fenomena cabe-cabean ini.
RINDU P HESTYA
"Selama pelakunya (remaja) masih ada, fenomena semacam ini akan terus ada. Masih mungkin muncul modus atau tren lain yang menghampiri dunia remaja. Bahkan, mungkin saja lebih parah dan dengan sebutan-sebutan lain," kata Tika.
Selain itu, Tika menganggap adanya fenomena ini membuktikan bahwa nilai moral sudah mulai menurun. "Kalau sesuatu yang buruk menjadi lazim seperti ini, bahkan jadi candaan, sebenarnya sistem nilai masyarakat semakin merosot. Akibatnya fenomena ini akan terus ada dan dianggap biasa," kata Tika.
Tika menjelaskan, hal-hal negatif yang kuat akan jadi stimulus bagi perkembangan remaja. Hal ini juga bisa berkembang dengan pesat jika tak ada pencegahan atau perhatian dari orang tua, pihak sekolah, atau masyarakat yang seharusnya peduli pada masalah remaja seperti fenomena cabe-cabean ini.
RINDU P HESTYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar